KATA
PENGANTAR
Puji
syukur penulis panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan resensi
yang berjudul “Ta’aruf Cinta” karya Mae.Adapun penulisan resensi untuk
menyelesaikan salah satu tugas Bahasa dan Sastra indonesia II.
Pembuatan resensi ini
tidak dapat terselesaikan tanpa bantuan dan do’a dari beberapa pihak ,oleh
karena itu,penulis ingin mengucapkan banyak-banyak terimakasih kepada,
1. Prof.Dr.KH.Said
Aqil Sirajh, selaku Rektor Universitas Nahdlatul Ulama Cirebon.
2. Dapung,S.Pd,M.Pd,
selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Nahdlatul Ulama
Cirebon.
3.
Drs.Roni Harony, selaku Dosen Wali PGSD
B dan Dosen Mata Kuliah Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.
4.
Orang tua yang telah memberikan do’a dan
semangat kepada penulis.
5.
Serta rekan-rekan dan pihak yang terkait
dalam pembuatan resensi ini.
Tanpa bantuan dari
beberapa pihak resensi ini mungkin tidak akan dapat diselesaikan.
Semoga resensi ini
dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Sekian dan Terimakasih.
Cirebon,
23 Januari 2014
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .......................................................................................... i
DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Isi
Novel ....................................................................................................... 1
1.2 Tujuan
Pengarang .......................................................................................... 1
1.3 Tujuan
Penyusunan Resensi .......................................................................... 1
1.4 Manfaat
Novel ............................................................................................. 1
1.5 Manfaat
Resensi ........................................................................................... 1
1.6 Sasaran ......................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Identitas
Buku ............................................................................................. 2
2.2 Analisis
Buku .............................................................................................. 3
2.3 Sinopsis
......................................................................................................... 7
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan ...................................................................................................... 15
3.2 Saran ........................................................................................................... 15
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Isi Novel
Novel
ini berisikan tentang cerita seorang anak perempuan yang hidup berdua dengan
ayah kandungnya yang sangat kasar dan tempramental terhadapnya.disaat kemarahan
ayahnya ia hanya dapat berlari keluar rumah mememui tetangganya seorang ibu,Ia
selalu bersembunyi dirumah itu.Setelah berlalu sekian tahun kekerasan yang
terjadi terhadapnya akhirnya berhenti setelah ia dan ayahnya saling bicara dari
hati ke hati melalui perantara si ibu dan anak dari ibu itu.
Kemudian
si anak perempuan itu pun bisa merasakan kasih sayang seorang ayah yang
sesungguhnya. Anak perempuan itupun kemudian jatuh cinta kepada anak dari ibu itu
,Sekian lama ia menunggu kepastian atas perasaanya terhadap sang pujaan hatinya,
Setelah anak ibu itu pulang dari sekolahnya di luar negeri iapun akhirnya
mendapatkan jawaban dari semua penantiannya, Lelaki itu akhirnya melamarnya dan
merekapun menikah.
1.2
Tujuan Pengarang
a) Menuliskan
imajinasi yang ada didalam pikiran pengarang dan mengembangkan cerita yang ada
dipikirannya menjadi sebuah buku (novel).
b) Membuat
pembaca termotivasi bahkan terhibur.
1.3
Tujuan Penyusunan Resensi
a) Untuk
memenuhi tugas mata kuliah Bahasa dan Sastra Indonesia.
b) Untuk
menambah wawasan dan mengasah kemapuan dalam membuat resensi.
1.4
Manfaat Novel
Novel ini bermanfaat bagi semua orang karena didalam
novel ini menceritakan tentang dampak dari perceraian orangtua, peilaku tolong
menolong, kebesaran dan karunia tuhan, selalu berrdo’a atas apa yang kita alami
, penantian atas jodoh dan masih banyak sekali manfaat yang dapat kita ambil
dari isi novel ini.
1.5
Manfaat Resensi
Resensi ini bermanfaat agar pembaca dapat mengetahui
sebagaimana layaknya novel ini untuk dibaca dan untuk menaruh minat pembaca
agar membaca novel ini.
1.6
Sasaran
Ditunjukkan untuk semua kalangan masyarakat.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Identitas Buku
Judul Buku /Novel : Ta’aruf Cinta
Pengarang :
Maemunah / Mae
Penterjemah : -
Penerbit : Zettu
Tahun
Terbit : Juni, 2013
Cetakan : Pertama , Jakarta 2013
Edisi : Ke – 1
Tebal
Buku : iv+220 Halaman
Ukuran : 135 x 200 mm
Berat : 250 gram
Jenis Cover : Soft
Cover
Kategori : Fiksi
Harga
Buku : Rp.30.000.,-
2.2
Analisis Buku
A. Unsur Intrinsik
1)
Tema : “
Keluarga Dan Percintaan ”
2)
Tokoh
a) Tokoh
Utama : Nirleka
b) Protagonis : Ibu Uum , Pram Dan Opi
(Sahabat Nirleka)
c) Antagonis
: Pak Bondan ( Ayah Nirleka
)
d) Tritagonis : Ibu Uum Dan Pram (Anak Ibu
Uum)
e) Tokoh
Pembantu : Pak Ahmad (Guru SMP)
3)
Penokohan
/ Karakter
a) Nirleka : Tegar , Penuh Semangat , Kuat , Sabar
b) Ibu
Uum : Baik Hati ,
Penyayang
c) Pram : Bijaksana , Sabar
, Cerdas , Rendah Hati , Perhatian
d) Opi : Baik Hati ,
Setia Kawan
e) Pak
Bondan : Keras , Kasar ,
tempramental
f) Pak
Ahmad : Bijaksana
4)
Latar
/ Setting
Dalam
novel ini terdapat beberapa latar yang berbeda yaitu
a) Tempat :
Rumah Nirleka , Rumah
Ibu Um , Rumah Opi , Jalan , Rumah Sakit , Sekolah , Taman , Cafe , LSM ,
Bandara.
b) Waktu :
Pagi , Siang , Sore dan
Malam
c) Suasana :
Sedih , kacau , ramai
,sepi sunyi ,bahagia , haru , takut , panik , tegang dan gunda.
5)
Plot
/ Alur
Campuran
(Maju - Mundur) dalam cerita penulis sering kali menceritakan peristiwa
yang
dulu pernah dia alami.
6)
Sudut
Pandang
Pengarang
berperan langsung sebagai tokoh utama.
Karena
di dalam cerita pengarang menggunakan kata
ganti aku.
7)
Gaya
Bahasa
Pengarang
menggunakan bahasa indonesia yang tidak baku agar pembaca mudah untuk mengerti
isi dari novel ini dan terdapat juga bahasa asing yaitu bahasa arab dan bahasa
inggris.
8)
Amanat
Amanat yang terkandung dalam novel
ini adalah :
1. Ketegaran
seorang anak perempuan dan tetap dijalan yang benar meski berada dalam kondisi
orang tua yang telah bercerai.
2. Perjuangan
seorang anak yang tetap bertahan menemani sang ayah walau berada ditengah-tengah
perlakuan kasar sang ayah.
3. Selalu
mengingat Tuhan dan tetap berdo’a dalam keadaan apapun.
4. Keyakinan
akan takdir Tuhan atas Rezeki, Jodoh dan Maut.
B. Unsur Ekstrinsik
1)
Latarbelakang
Pengarang
Mae
adalah nama pena dari Maemunah.Lahir di Cirebon,30 Maret.Lulusan perguruan
tinggi IAIN Syekh Nurjati Cirebon,pernah aktif menjadi wartawan di LPM Fatsoen
ketika kuliah.Beberapa artikelnya sering dimuat di koran lokal. Hobinya
membaca,menulis dan membuat souvenir aksesoris serta traveling.
2)
Situasi
dan kondisi
Nilai-nilai
dalam cerita :
a. Nilai Agama :
nilai agama dalam
cerita ini adalah tidak lupa akan selalu mendoakan kebaikan untuk orang tuanya
, selalu mengingat Tuhannya dalam keadaan susah maupun senang.
b.
Nilai
Moral :
Nilai moral dalam
cerita ini adalah seorang anak perempuan yang kuat dengan sabar mengadapi sikap
keras ayahnya dan tidak berucap jelek saat ayahnya bertindak kasar padanya.
c.
Nilai
Sosial :
Nilai sosial dalam
cerita ini adalah pertolongan terhadap tetangganya yang membutuhkan bantuan,
perlindungan dan pertolongan.
d.
Nilai
Budaya :
Nilai budaya dalam
cerita ini adalah proses pernikahan dan prosesi akad nikah yang kental dengan
nuansa islami.
3)
Kelebihan
a.
Cover (sampul) novel sangat menarik.
b.
Ceritanya menarik untuk dibaca.
c.
Penokohan dalam cerita mudah dimengerti.
d.
Menceritakan kehidupan masyarakat.
4)
Kelemahan
Dalam
novel ini hampir tidak ada kelemahannya ,akan tetapi satu hal yang perlu
dijadikan masukan yaitu biografi pengarangnya harus lebih dilengkapi lagi.
5)
Hal-hal
yang menarik dari novel
Novel
ini bisa menarik perhatian para pembaca karena dari setiap bagian cerita ke
bagian cerita yang lainnya bisa membuat penasaran para pembaca dan pembaca
ingin cepat menyelesaikan membaca novel ini dan ingin tahu akhir dari cerita.
2.3 sinopsis
Namaku
Nirleka, Aku hidup dengan orang tua tunggal.Ibuku telah menikah lagi dengan
lelaki lain.Lelaki yang mungkin lebih lembut peringainya daripada Ayahku, suaminya
terdahulu.Aku tidak marah Ibuku kawin lagi dengan pria lain dan meninggalkan
Ayahku.Mungkin itu lebih baik bagi mereka.Terutama bagi Ibuku.Tapi, jujur saja,
perpisahan mereka berdampak cukup keras bagiku.Dengan hidup tanpa seorang ibu,
aku terdidik tanpa kelembutan dan kehangatan .Ayahku sangat keras dan boleh
kukatakan, ia sangat garang.Tak jarang bila malam tiba,ketika aku hendak
istirahat tidur, aku meringis kesakitan di sekujur tubuhku.Apalagi jika bukan
karena jejak penyiksaan fisik yang dilakukan Ayahku,namun,aku tidak kuasa untuk
pergi meninggalkannya.Ayahku sangat membutuhkan aku disisinya .Ayahku sebatang
kara.
Disepanjang
kehidupan kulalui bersama Ayahku, dia tidak memperlakukanku sebagaimana
mestinya Ayah memperlakukanku semata wayangnya.Anak perempuan satu-satunya yang
sejak kecil telah kehilangan kasih sayang seorang ibu.
Benda-benda
keras yang Ayahku lempar, menjadi senjata terampuh untuk menghancurkan
tubuhku.Satu-satunya jalan untuk bisa bertahan hidup adalah aku harus
lari.Yah,aku berlari ke luar rumah dan meminta pertolongan Bu Uum,tetangga kami.Aku bahkan bisa sampai
beberapa jam bersembunyi di dalam rumahnya itu.
Suatu
malam,aku bermimpi memberikan satu buah pir kepada Ayahku, dan laur biasa
bahagianya dia menerima pemberianku.Ada apa gerangan? Apakah Ayah memang sangat
ingin buah pir? Atau aa maksud lain di balik kegembiraannya menerima buah itu
dariku?.
Esok
harinya, kuputuskan untuk berangkat sekolah lebih pagi sampai hari berikutnya, aku
berangkat sekolah dengan berjalan kaki,tidak sarapan,tidak pula jajan kala jam
istirahat tiba,cukup air mineral dari rumah sebagai bekalku menuntut ilmu.
Setelah
uangku terkumpul dan dirasa cukup untuk membeli buah pir,pulang sekolah aku
mampir kepasar.Sepanjang jalan menuju rumahku, aku peluk erat buah segar
itu.Barharap Ayah akan menerimanya dengan senang dan mamakannya.
Tiba-tiba
suara keras mengagetkan langkahku.Aku hanya bisa beristigfar.Ketika aku ingin
melanjutkan langkahku kekamar,Ayahku teriak lagi.
Dengan
nada ketakutan, aku menjawab pelan “dari rumahnya Bu Uum,Yah.Bu Uum sakit.”
“Alah,alasan!
Berapa kali Ayah Bilang ,jangan pernah injak kaki kamu di rumah itu!” sambil
memukul pantatku,Ayah memaki-maki hingga aku tersungkur ke lantai, aku menangis
sambil memegangi pantat yang di pukul Ayahku dengan sapu.
Tangisku
yang ketakutan kala itu tak sedikitpun Ayah menghiraukan.Aku yang saat itu akan
melaksanakan ujian akhir di SMP tidak belajar untuk persiapan esok harinya.Aku
hanya sibuk merawat pantatku yang cedera dan luka batin yang semakin sakit.
Aku
tidak sengaja menemukan album foto yang di dalamnya penuh dengan fotonya yang
berdandan seperti wanita.Pandangan mataku solah buyar, kutajamkan penglihatanku
mengarah ke wajah yang tengah tersenyum itu.Yah,benar.Ternyata itu memang
benar-benar Aayhku ! Seketika itu juga aku langsung membakar semua foto dalam
albumnya itu.Air mataku berlinangan menetesi kobaran api yang membakar album
kenangan Ayahku.
Tiba-tiba
Ayahku menangis.Tertunduk dalam isak tangis yang lunglai.Aku sendiri masih
berdiri dengan muka memar dan biru bekas tamparan Ayahku,perlahan darah segar
mengalir dari sudut bibirku.Kebekuan diantara kami,semakin memperburuk kondisi
psikisku dan mungkin juga Ayahku.Malam pertengkaranku dengan Ayah saat itu,aku
berlari keluar rumah dengan tanpa membawa apa-apa,sementara di luat sana
derasnya hujan menggenggam petir.
Aku
pingsan ditengah jalan.Hujan deras mengguyur sekujur tubuhku.Sebelum
jatuh,kulihat ada cahaya mobil melintas dari arah berlawanan.
Ketika
siuman,aku baru menyadari bahwa aku tengah terbaring di rumah sakit.Tiba-tiba
sebuah jemari kokoh menggenggam tanganku yang berontak hendak melepas jarum
infus yang menelpel di urat nadiku.Aku menepis genggaman tangan lelaki itu.
Sepanjang
perjalanan,aku masih belum bisa menerima kenyataan tentang masa lalu Ayahku.Aku
sangat lapar,aku ingat lelaki yang telah menolongku memberikanku uang.Aku
berhenti di sebuah warung nasi, aku makan siang disana.Kulanjutkan perjalanan
yang belum kutahu hendak kemana.Setelah menimbang-nimbang sebaiknya aku
bermalam dirumah Bu Uum saja,tapi aku akan kerumah sahabatku dulu.
Setibanya
aku dirumah Bu Uum,kuketuk pintu memanggil-manggil Bu Uum.
“Wajahmu
,Le? Kamu habis dipukuli Ayahmu lagi?”
Bu
Um membelai wajahku,aku diantarnya ke kamar lalu keluar meninggalkanku.
Beberapa menit kemudian Bu Um kembali dengan membawa air hanyat dan handuk
kecil.
“Aduh
Bu,Leka jadi merepotkan ,padahal kan Bu Um lagi sibuk di dapur.”kataku.
“Tidak
apa-apa,sayang.Sudah hampir selesai juga masaknya,ada Pram di dapur lagi goreng
ikan.”
“Hehehe.Pantas,saja
tadi Leka dengar suara lelaki,ternyata bener Mas Pram sudah pulang.”
Tiba-tiba
orang yang tengah jadi topik pembicaraan antara aku dna Bu Um muncul.Mas Pram
mencondongkan kepalanya di pintu kamar tamu.Mas Pram masih tersenyum tipis
,sementara aku menunduk malu.Entah kenapa aku tidak berani memandang wajah Mas
Pram.Aku juga malu karena ternyata Mas Pram-lah yang semalam membawa dan
menemaniku di rumah sakit.Apakah kejadian semalam hanya sebuah kebetulan
semata? Ataukah itu sebagai tanda rahasia cinta ilahi?
Dua
hari aku menginap di rumah Bu Um, sebanyak dentingan jarum jam ku menunggu
kedatangan Ayahku,berharap ia mencariku dan berkata kalau Ayahku sebenarnya
sayang padaku.Tapi ternyata,harapan itu hanya kosong belaka.Sepanjang
hari,tiada henti kupanjatkan doa pada Tuhan, memohon kebaikan untuk kedua orang
tuaku : lii waliwaalidayya wa
lilmu’miniina yawma yaquumu-ihsaab{Ya Tuhan kami, beri ampunlah aku dan
kedua Ibu Bapakku dan sekalian orang-orang mukmin pada hari terjadinya
hisab}.Aamien. (Q.S Ibrahim: 41, dalam Masriyah Amva).
Tiba-tiba
Ayahku muncul.Dia mendekati kami.Mas Pram menyalami Ayahku dan mempersilakannya
masuk.Aku dan Ibu Um mengikuti dari belakang.Ayahku kemudian berkata padaku,
“Leka ... tadi Ayah kesini tapi tidak ada.Kamu dari mana?”
Melihatku
diam tertunduk, Mas Pram berkata pada Ayahku, “Pak Bondan.. sebelumnya,saya
meminta maaf bila kedatangan bapak tadi pagi tidak kami pertemukan dengan
Nirleka.Perlu bapak ketahui,maksud dan tujuan kami melakukan itu demi perasaan
Nirleka yang masih terluka.”
“Pak
Bondan.Sadarkah Bapak selama ini sudah terlalu keras pada Nirleka? Maafkan saya
jika telah mencampuri urusan keluarga bapak,tapi izinkan saya bicara selayaknya
orang tua yang sama-sama memiliki anak.”
“Ayo,Leka.kita
perlu bicara dirumah!”
Setelah
bersalaman dan berpelukkan dengan Bu Um,aku keluar dari rumah mereka dan
mengikuti Ayahku dari belakang.Ayah menyuruhku duduk di ruang tamu,disana aku
mendengarkan Ayahku bercerita.Tiba-tiba ia menangis sambil menutupi wajahnya
sendiri. Ayahku,untuk kedua kalinya memelukku aku sangat terharu,aku menangis.
Ya
Allah ... betapa anugerah-Mu itu tak mampu aku ganti dengan apa pun jua.Betapa
agungnya Engkau.
Setahun
berlalu, hubunganku dengan Ayah sudah benar-benar membaik,aku sudah tidak lagi
mendapat siksaan dari Ayahku.Disela aktivitasku sebagai mahasiswi psikologi,
kujalani pula peranku sebagai seorang relawan di sebuah LSM CINTA KASIH yang
menangani masalah dunia anak.Banyak pelajaran yang kuperoleh dari
pengalaman-pengalaman mereka.Cinta kasihku mengalun disepanjang kehidupanku,
kisah hidup anak-anak dampinganku di LSM menjadi cerminan bagi perjalananku.
Wahai
orang tua yang memiliki anak, pikirkanlah nasib anak-anakmu yang selalu ingin membanggakan
orang tuanya,karena anak akan selalu berharap orang tuanyalah yang harus
menjadi panutan untuk mereka bercermin akan perjalanan hidupnya,akan masa
depannya, akan hidup dan matinya.
Sepulang
kuliah aku tidak langsung ke rumah,tapi langkahku menuju rumah Bu Um
sesampainya aku di depan pintu rumah Bu Um aku tidak langsung mengetuk
pintu,aku ragu.Tiba-tiba pintu terbuka perempuan paruh baya keluar dan
tersenyum padaku.
Setiap waktu bila
kulihat rumahnya,
Namun tak pernah ku
lihat penghuninya,
Apakah arti kedekatan
rumah,
Bila penghuninya
kulihat pun tak pernah,
Pada ia yang rumahnya
berdekatan denangku,
Rinduku tak terbendung
begitu mengebu-gebu,
Sayang seribu sayang,
Rumah berdekatan namun
penghuninya berjauhan.
(Ibnu Hazm El Andalusy)
Inikah
ujian cintaku, Ya Rabb.Kerinduanku pada Mas Pram hanya bisa kupendam saja. Aku
belum memiliki keberanian untuk berterus terang pada Bu Um apalagi pada Mas
Pram !
Wisuda
strata satu akan tiba beberapa jam lagi, mataku sulit kupejamkan.Tiba-tiba
ponselku berdering ,aku menatap sebuah nomor yang asing.
Hari
wisuda ini, aku tidak tidur, ingin tidurpun rasanya percuma,sekarang sudah
subuh.
Seminggu setelah wisuda,sahabatku Opi menikah
dengan lelaki pilihannya sendiri.
Siapa
sebenarnya jodohku,Ya Allah? Siapa sebenarnya pemilik tulang rusuk dalam
tubuhku ini? Tuhan, aku ingi jodohku langsung dari-Mu,tanpa melalui perantara
orang lain,aku ingin ia datang langsung padaku,pemberian-Mu langsung.
Siang
ini,aku dan Opi tengah melepas kangen diawal,karena besok Opi akan diboyong
suaminya ke Tokyo dimana suami Opi mengais rezeki. Semilir angin sore mulai
menyapa kami yang masih asyik duduk ditepi pantai, meski hari sudah mendekati
senja keindahannya membuat kami urung pulang, mungkin menunggu sampai senja
benar-benar tiba,baru kami akan beranjak daari duduk dan pergi ke rumah
masing-masing ,berpisah untuk waktu yang belum tahu pasti.
Tiba
dihalaman rumahku,tampak perempuan paruh baya tengah berdiri memandangi
bunga-bunga disekitar teras rumah.
Kini
kami sampai diteras rumah,ku tinggalkan Ibu itu,setelah kupersilakan duduk.
Sementara aku masuk membuat minuman teh hangat untuknya.Beberapa menit menunggu
air mendidih,sayup-sayup kudengar suara ayah dan suara perempuan.Aku buru-buru
kedepan sambil membawa teh hangat yang sudah siap untuk kunikmati bersama
dengan tamu itu.Sesampainya aku di bibr pintu depan ,nampan dengan dua cangkir
dan satu teko berisi teh hangat jatuh kelantai,spontan kedua sosok yang tengah
berdiri berhadapan itu menoleh ke arahku yang tengah menunduk,mengambil pecahan
gelas dan teko,rasanya ingin seketika itu juga aku pingsan, agar tak kudengar
perdebatan di antara dua orang yang ternyata adalah kedua orang tuaku.
Ingin kulukiskan
perasaanku di dinding hatimu bersama cinta penuh warna agar hari-harimu
senantiasa indah dan tak menjemukan.
Membuatmu selalu
tersenyum dan menyenangkan disetiap ayunan langkahku.
Meski mungkin, ada satu
atau lebih warna yang kuulas dan kau kurang berkenan,sebab ketidaktahuanku akan
isi hatimu sebenarnya.
Detik-detik
kepulangan Mas Pram ke indonesia.Aku menemani Bu Um menuggu pesawat Garuda
Indonesia yang Mas Pram tumpangi mendarat di Bandara Soekarno-Hatta. Dari
kejauhan kulihat Mas Pram melambai ke arah kami berdiri.
Hari
ini,seminggu kepulangan Mas Pram di Indonesia,semalam ia menelponku dna
mengajakku bertemu: ada yang perlu aku bicarakan,kata Mas Pram.Aku bersiap
berangkat menuju lokasi pertemuan di sebuah danau.Kami duduk menghadap danau
yang tenang,kicau burung bertebaran diatasnya.
“Le,tahukah
kenapa aku mengajakmu bertemu disini?bukan mendatangi rumahmu atau
memintamudatang kerumahku.”
“Nggak,Mas.Memang
ada apa, Mas?”jawabku.
“Tidak
ada apa-apa.Hanya saja .. ada yang ingin kusampaikan.”
“Menyampaikan
apa, Mas?”
Kemudian
ia berkata, “Kamu tahu? Apa itu cinta abadi?”
“Aku
nggak tahu, Mas .Menurutmu?”
“aku
juga tidak tahu.” Jawab Mas Pram.
“Lalu
apa yang ingin Mas Pram lakukan setelah belum benar-benar tahu,tentang cinta
abadi?” tanyaku.
Mas
Pram memandang ke arahku, menjawab“ Aku ingin menikahimu,Le!”
“Le,
maukah kamu menikah denganku? Kita berdua, bersama merengkuh cinta abadi. Cinta
Tuhan yang telah mengalir dalam hati kita.’ Tutunya, sambil menatap mataku.
Ya .. Allah inikah
rindu yang terjawab? Rindu belahan jiwa, rindu sang pemilik tulang rusuk dalam
tubuhku ini? Ya .. Allah, tunjukan aku jalan cinta terindah.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Novel
ini berisikan tentang cerita seorang anak perempuan yang hidup berdua dengan
ayah kandungnya yang sangat kasar dan tempramental terhadapnya.Anak perempuan
itupun kemudian jatuh cinta kepada anak dari tetangganya ,Sekian lama ia
menunggu kepastian atas perasaanya terhadap sang pujaan hatinya, Setelah anak
ibu itu pulang dari sekolahnya di luar negeri iapun akhirnya mendapatkan
jawaban dari semua penantiannya, Lelaki itu akhirnya melamarnya dan merekapun
menikah.
Cerita
dalam novel ini menggambarkan impian yang selalu datang dalam hari-harinya yang
tidak pernah menyerah pada kenyataan hidupnya yang pahit ia berjuang untuk
mendapatkan impiannya.
3.2 Saran
Menurut
kami novel ini patut sekali untuk dibaca atau dimiliki karena isi dari cerita
ini sangat menarik dan dapat memotivasi kita. Pembaca diharuskan untuk
mengambil sisi positif yang ada di dalam novel.
Pengarang
seharusnya mencantumkan data diri yang lengkap agar pembaca mudah memahami
latar belakang kehidupan pengarang.
referensi :
www.wikipedia.unsur_intrinsik_unsur_ekstrinsik/novel.com
RESENSI NOVEL | MAEMUNAH.2013. TA’ARUF CINTA.JAKARTA :
ZETTU